Senin, 04 Mei 2009

Energi Matahari Indonesia

Misi:  
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil  
Mengurangi polusi Emisi gas buang  CO2 yang disebabkan pembangkit Listrik konvensional
Mengurangi beban Listrik PLN 

Pertama  ditemukan oleh Edmund Becquerel, 19 tahun percobaan fisika di Perancis 1839. Albert Einstein peraih Hadiah Nobel pada tahun 1923 menjelaskan efek fotovoltaik namun tidak kesampaian sehingga Bell Labs pada 1954  solar PV akhirnya terwujud.  Dan mulai saat itulah harapan teknologi PV mulai dimanfaatkan untuk tujuan komersial.   

Tidak seperti PLTA  yang pada dasarnya adalah sebuah perangkat plumbing,  tenaga suryamenggunakan  photovoltaic (PV) yaitu bahan semi conductors dan sinar matahari untuk membuat listrik. Semakin banyak solar modul sistem PV atau array, semakin banyak listrik akan dihasilkan. DC listrik dapat "dirubah" ke alternating current (AC), sehingga dapat digunakan untuk rumah atau bisnis, yang bisa off-set atau bahkan menghapuskan tagihan listrik. 


Menurut Dirjend Listrik dan  Pemanfaatan Energi (LPE) Departemen  ESDM : energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh Pemerintah Indonesia.

Kondisi Umum Energi Matahari di Indonesia:

Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.


Prinsip Kerja:
Silicon adalah bahan utama di sebagian besar teknologi PV. Setelah cahaya tertangkap silicon, listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel yang akan dikumpulkan pada penyimpan energi atau Baterei. Arus listrik yang dihasilkan oleh Photovoltaic adalah DC, untuk mengubahnya diperlukan sebuah inverter. Inverter yang mengubah Direct Current (DC) menjadi arus bolak-balik sehingga dapat dipergunakan untuk perabot rumah tangga seperti TV, radio, komputer, pompa, Lemari Es, dll.      

Penangkap Energi Matahari: Solar Modul 
Berdasarkan penelitian energi yang dapat tertangkap pada setiap m2 solar modul di Indonesia sangat tinggi yaitu mencapai 1000 Watt/m2.  Tinkat konvesi energi solar modul sampai saat ini yang terbaik mencapai 15%.  Jadi apabila Solar Modul 1 m2 berarti dapat menghasilkan listrik sebesar 150 Watt.  Apabila atap rumah kita satu sisi sebesar 15 m2, maka  dapat menghasilkan listrik sebasar 2250 Watt.  Jumlah yang  sangat memadai untuk kebutuhan rumah tangga.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar